Skip to main content

#Beropini 4 Lee Kuan Yeuw dan Hilangnya Muka Pemimpin Indonesia di Mata Dunia

Lee Kuan Yeuw dan Hilangnya Muka Pemimpin Indonesia di Mata Dunia


Hallo Genk...!

Selamat datang kembali di blog tanpa adsense/iklan saya ini..hehe!

Kenapa tanpa adsense? apakakah tulisan saya tidak menarik? tidak bermanfaat sama sekali? atau Google yang kekurangan duit buat ngiklan di blog saya? haha...
Everything is possible Genk!

well,, i just want to write and share what in my brain! Uuu...Yeah...!

Pembahasan kali ini adalah sejarah hilangnya kehormatan para pemimpin di negeri kita ini di mata Internasional.

Kira-kira bagaimana itu bisa terjadi Genk???


Bermula dari peristiwa pengeboman gedung WTC pada 11 September 2001 di Amerika. Pristiwa besar ini menjadi titik balik dunia modern ini, yang kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, yang merupakan cita-cita kita sebagai peradaban terbaik sepanjang masa, justru berubah dan menjadi titik balik yang kelam bagi penganut Agama Islam. 


Selang beberapa hari setelah pengeboman WTC, seluruh dunia marah dan mengutuk perbuatan tersebut, karena ada ratusan jiwa yang mati oleh peristiwa itu. Orang Amerika terutama yang terkena dampak secara langsung. Selang beberapa hari setelah pengeboman tersebut ada orang Sikh yang dibunuh oleh orang Amerika untuk meluapkan kekesalan mereka terhadap Islam dari kejadian tersebut (Sikh adalah paham/agama yang berkembang di Asia Selatan yang penampilan orang-orang mirip dengan orang Islam pada umumnya). Mulailah kata-kata Islam Radikal, Islam Teroris, Islam Extreamis ngetop di seluruh penjuru dunia.


Bahkan saat itu George W. Bush Presiden Amerika saat itu mengumumkan perang terhadap Al-Qaeda yang dituduh sebagai dalang dari peristiwa pengeboman gedung WTC. Dan keluarlah ucapan Geoge W. Bush yang terkenal saat itu "Dalam pemberantasan teror ini, apakah kamu bersama kami atau melawan kami".


Jadi Genk!

Peristiwa pengeboman WTC 9 September 2001 telah banyak dibahas dan dikaji di seluruh dunia. Dari faktor pesawat, jenis asap, dan lain-lain kecil kemungkinan orang Islam yang melakukan perbuatan biadab tersebut. Hanya saja pada waktu itu Amerika dengan segala kedikdayaannya dan kekuasaannya terhadap media, mampu memanipulasi setiap mata yang menonton dan meyakinkan bahwa orang Islamlah yang telah melakukan hal tersebut. 
Kita akan bahas ini di lain kesempatan, OKEH,,!

Mari kita lompat ke Lee Kuan Yeuw.


Pada Februari 2002 harian The Straits Times menurunkan tiga laporan Darwin Pereira, kepala biro dari The Straits Times di Jakarta, tentang sebuah rencana peledakan kedutaan Amerika di Singapura. Pereira mendasarkan tulisannya dari dokumen rahasia berjudul ''Operasi Jihad Asia Tenggara : Melawan Terorisme Amerika Serikat dan Yahudi". 


Lee Kuan Yeuw, politisi senior dan sangat disegani di Singapura membaca isi dari lapaoran Darwin Pereira dan menuduh Indonesia adalah dalang rencana penyerangan kedutaan Amerika di Singapura dan menuduh Iindonesia sebagai sarang Teroris. Lee juga menyebut nama Abu Bakar Baasyir, tokoh yang punya peran dalam jamaah Islamiyah punya peran di Indonesia soal teroris ini.


Para petinggi Indonesia pada saat itu langsung terhadap Lee, misalnya Akbar Tanjung (ketua DPR), dan Susilo Bambang Yudhoyono (sebagai MENHAN pada saat itu) melayang pernyataan yang mengatakan sebaiknya pihak luar negeri tidak terlalu cepat menuduh Indonesia dan meminta balik pembuktiannya. Gelombang kemarahan pun meluap terhadap tuduhan Lee Kua Yeuw, organisasi Islam HTI dan FPI sampai turun ke jalan menggelar aksi atas pernyataan Lee. 


Dalam hiruk pikuk kegaduhan ini, seharusnya kita mampu juga menganalisis dengan jeli, kenapa Singapura yg tidak lebih dari Jakarta berani menantang Indosia? Jika Singapura memandang Indonesia sebagai sebuah negara yang besar, yang kuat pertahanannya, keamanannya, Ekonomi dan politiknya barang tentu politisi sekaliber Lee tidak akan berani menantang Indonesia. Tapi kenyataannya tidak seperti, Indonesia hanya dipandang kecil oleh negara kecil, sekecl Singapura. 


Lee berani berbicara seperti itu karena menyoroti perilaku para pemimpin Indonesia yang korup dan cendrung beriskap mementingkan diri sendir atau golongan dalam berpolitik. Lee justru menyadarkan kita betapa rapunya kepemimpinan di Indonesia ini. Setelah itu, Lee justru banyak menuliskan kejengkelannya tentang para pemimpin Indonesia yang pengecut dan tak berani pasang badan ketika ada tindak hukum yang menimpa warga negara Indonesia di negara lain, terutama warga Indoenesia yang menjadi TKI. Bukan hanya soal TKI, Lee semakin geram dengan pejabat Indonesia. Ketika mereka tidak mampu membuktikan tuduhan-tuduhan yang datang ke Indonesia, para pejabat Indonesia biasanya melepar dengan menuduh balik negara lain bahwa mereka yang terkai Terorisme. Tindakan ini disebut mengeruk air keruh oleh Lee, tidak menyelesaikan masalah justru memperburuk diplomasi. 


Oke Genk!

Ini sudah terlalu panjang!


Jika negara sekecil Singapura mampu mengatakan sesuatu yang membuat Indonesia ketar-ketir dengan persoalan, tidak menutup kemungkinan Singapura mampu juga membuat kebijakan yang akan menyulitkan Iindonesia di masa depan.


Faktanya adalah, per 30 Juli 2019 Singapura adalah investor terbesar di Republik ini dengan US$ 1,7 Miliar (24,5%). Diikuti dengan Jepang di posisi kedua US$ 1,2 Miliar (17,5), China US$ 1,1 Miliar(16,2%), Hongkong US$ 0,7 Miliar (10,4%), dan Belanda US$ 0,4 Miliar (5,3%). 


Ribut-ribut soal China, China masih dibawah Jepang soal investasi di Indonesia, tapi kalo kita bedah orang-orang Singapura yang jadi Investor di Indonesia, ya..keteurunan China juga. Jadi Singapura atau China, Jatuhnya sama Genk!..hehe 


Terima kasih Telah membaca!

Semoga bisa menambah pengetahuan kita bersama.


Love you,,,Ummuach!

Comments

Popular posts from this blog

#Beropini 3 Menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia

Menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia Hallo Genk! Kembali beropini lagi! Kali ini bakalan mengulik atau mencoba membahas soal bagaimana kita di Negara tercinta Indonesia ini bisa menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia. Opini ini berangkat dari keresahan pribadi sejak 2019 memasuki pertengahan dan panas dengan soal-soal yang berbau politik, mengenai politik identitas, dan lain sebagainya. Sebenarnya politik identitas itu bukan hal baru dan diseluruh dunia bahkan berlaku. Terutama di abad pertengahan di Eropa kaum gereja sangat menguasai pada saat itu,dan sekarang diungkit-ungkit di Indonesia bahwa politik identitas adalah hal yang baru. Bagi saya politik identitas sah-sah saja, sebab memang orang memilih berdasarkan sikap masing-masing. Orang yang basicly hidup di lingkungan yang kental dengan agamanya cendrung memilih berdasarkan keyakinan pada agama, sementara orang yang hidup di lingkungan perkotaan yang heterogen cendrung memilih pada rasionalitas atau kesamaan visi...

Aku dan Agma ini

Aku dan Agama ini Hehe.. Inilah waktu yang tepat untuk menulis dan mengisi kekosongan disaat merebakknya virus corona atau yang populer kita sebuat dengan nama Covid-19. Back to Topic Sebenarnya terlalu dini untuk menulis tentang perjalanan ini, tapi begitulah mau nulis soal Ekonomi, Politik, dll kayaknya belum tepat di situasi ini! Atau memang mungkin ilmunya yg kurang...! Dan lagi, pengennya nulis tentang ini di masa tua gitu, biar bisa dibaca anak muda, terus jadi inspirasi gitu. tapi ya sudahlah! anggap saja ini Part 1 Lahir dan besar di desa yang kecil bernama Mertak Tombok adalah bukan pilihan saya geng, Takdir Allah swt. Dan punya masyarakat yang sangat konservatif dan cinta banget sama agamanya juga bukan pilihan saya.  Seperti orang pada umumnya, TK 2 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun. Dan sekarang tumbuh besar dan mencoba menggapai dunia dengan pikiran.  Waktu SMP sempat bermasalah dengan nilai UN sehingga me...

#Beropini 5 Best of Prophet Muhammad SAW - 1 (Nabi bermain bertahan seperti Atletico Madrid hari ini)

Best of Prophet Muhammad SAW - 1 (Nabi bermain bertahan seperti Atletico Madrid hari ini) Ini sangat penting untuk ditulis, sebab dapat mengingatkan kita dan terlebih menyadarkan kita atas sikap orang Islam saat ini yang cendrung Offensive/menyerang dalam menyikapi suatu isu atau opini yang berada di Publik.  Tapi bukan orang islam sepenuhnya, tapi sebagian yang sangat menyerang ketika ada isu, terutama di sosial media.  Sebut saja kasus Toa masjid, orang yang bawa anjing ke masjid, kasus Ahok, dll.  (Tulisan ini bukan untuk membuat orang islam seperti lemah atau saya membela orang-orang yang saya sebut  dalam kasus, melainkan dengan niat ingin membuat kita berpikir ulang tentang cara kita berpikir dan bertindak dalam menyelesaikan masalah). Oke, itu sebagai pengantar saja, agar tidak ada kesalah pahaman diantara kita! Jika kita membaca sejarah awal Islam tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi, begitu banyak cobaan d...