Skip to main content

#Beropini 3 Menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia

Menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia



Hallo Genk!

Kembali beropini lagi!

Kali ini bakalan mengulik atau mencoba membahas soal bagaimana kita di Negara tercinta Indonesia ini bisa menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia.


Opini ini berangkat dari keresahan pribadi sejak 2019 memasuki pertengahan dan panas dengan soal-soal yang berbau politik, mengenai politik identitas, dan lain sebagainya. Sebenarnya politik identitas itu bukan hal baru dan diseluruh dunia bahkan berlaku. Terutama di abad pertengahan di Eropa kaum gereja sangat menguasai pada saat itu,dan sekarang diungkit-ungkit di Indonesia bahwa politik identitas adalah hal yang baru. Bagi saya politik identitas sah-sah saja, sebab memang orang memilih berdasarkan sikap masing-masing. Orang yang basicly hidup di lingkungan yang kental dengan agamanya cendrung memilih berdasarkan keyakinan pada agama, sementara orang yang hidup di lingkungan perkotaan yang heterogen cendrung memilih pada rasionalitas atau kesamaan visi/pikiran. 


Seolah kita di kotak-kotakan, layaknya di Amerika ada yang extream kiri dan kanan. Mengarahkan isu identitas ke hal-hal negatif yang dapat memecah persatuan menurut saya sangat tidak baik. 


Jika kita bertarung mati-matian, menghina mati-matian dan membuat perpecahan demi uang atau memenangkan suatu partai atau pasangan! It's very useless! because we fight for nothing. kenapa saya megatakan demikian karena mereka yang berbeda kepentingan suatu hari bisa kumpul bareng dalam satu kepentingan. Sementara perpecahan yang telah terjadi tidak bersatu jika mereka bersatu. Dendam hina-menghina seolah membatu dalam hati untuk selamanya. 


Lalu sikap apa yang mesti kita ambil ditengah situasi keruh seperti itu?

Itulah mengapa kita harus menjadi Islam, Indonesia, dan Manusia.


1. Menjadi Islam


Islam Rahmatanlil'alamin, Kita adalah umat yang moderat, begitu Allah SWT menggambarkan kita dalam Wahyu-Nya Al-Qur'an. Semacam panduan bagi kita dalam bersikap atas segala persoalan. Bahwa kita harus menajdi seperti apa yang digambarkan. Tidak gampang terprovokasi, mencari tahu terlebih dahulu kebenaran dari suatu informasi agar kita lebih bijaksana dalam beriskap. 

Kenapa viral sekarang-sekarang ini soal ibu-ibu bawa anjing ke masjid, atau orang yang tersinggung karena adzan, atau yang tersinggung dengan ceramah-ceramah para ustad. Padahal biasa saja.

Oke, kenapa saya mengatakan biasa saja? karena hal-hal semacam ini sudah terjadi dan lebih berat bahkan ketika di zaman Rasul SAW. Rasul mendapat penghinaan atas ajaran yang beliau bawa, dilempar batu, kotoran ternak dan lain sebagainya, bahkan dari kalangan keluarganya sendiri seperti Abu Lahab. 

Bayangkan saja betapa menderitanya Nabi Muhammad SAW pada saat itu, tapi beliau selalu bersikap bijaksana, tanpa cacian dan segala macamnya. Bahkan Nabi sempat ditawari oleh malaikat untuk memusnahkan penduduk suatu negeri dengan dilempari gunung. Tapi apa jawaban beliau? Tidak! beliau bahkan mendoakan negeri tersebut generasi setelahnya akan lahir anak-anak yang sholeh. 

Kita bisa memilih untuk tidak emosi dan bersikap bijaksana seperti Nabi, tidak sulit sebenarnya. Dari pada kita mencaci ibu yang membawa anjing kemasjid, mencaci orang yang tersinggung dengan adzan, atau mencaci orang yang tersinggung dengan ceramah ustad-ustad baik cacian langsung di video, di kolom komentar bahkan dalam informasi-informasi media sosial. Kita Do'akan saudara kita yang berbeda keyakinan karena senjata terkuat umat islam ada pada doanya dan saya percaya itu.

Dan saya yakin juga kita mampu memaafkan, seperti halnya tahun 2008 ketika politikus Arnold van Door (Belanda) yang sangat membenci Islam membuat film Fitna yang dalam 8 menit penayangannya sudah ditonton 2 juta lebih orang. Sehingga menggegerkan dunia Islam. Namun, pada akhirnya Arnold memperdalam Islam dan pada akhirnya datang ke Mekah dan langsung meminta maaf kepada umat islam seluruh dunia yang hasilnya satu keluarga Arnold masuk Islam. Dan sekarang Arnold aktif dimasjid mengkaji Islam, beliau juga ingin membuat masjid terindah di Eropa, dan kabarnya ingin membentuk partai politik Islam di Belanda untuk membantu dan mengurus kepentingan-kepentingan umat Islam di Belanda. Sebuah imbalan yang sangat besar dari Arnold menurut saya, hasil dari kemampuan kita untuk melupakan yang lalu, menerima dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan yang paling utama, Doa kita pada Arnold.


2. Menjadi Indonesia


Ini tentang bagaimana kepercayaan kita terhadap takdir saja. Bahwa takdir kita lahir, menghirup udara, mencari rezeki, dan lain-lain di Indonesia adalah suatu yang mesti pertama kali kita syukuri. Negeri dengan ribuan pulau, suku, bahasa, berjuta kekayaan hewani dan nabati ini adalah takdir terbaik dari Yang Maha Kuasa yang mestinya sangat kita syukuri. Berbeda itu sangat indah dan mesti kita rawat dengan cinta sepenuh hati. 


Betapa luar baisanya tempat yang bernama Indonesia ini. Pentingnya kita menjadi Indonesia adalah akan membuat kita paham dengan perbedaan-perbedaan yang kita punya sehingga kita tidak membenturkan satu sama lain perbedaan itu. Mungkin kita tidak seiman, kita tidak bisa beribadah ditempat dan cara yang sama, tapi kita bisa menjadi rekan kerja/bisnis atau tetangga yang baik dalam masyarakat sehingga tidak ada benturan soal agama. Mungkin kita tidak bisa berupacara dan melakukan tradisi bersama karena perbedaan suku dan adat-adatnya, tapi kita bisa memilih untuk bertoleransi tentang itu dan bersama membangun budaya yang baik dan dengan itu kita memperkenalkan Indonesia ke mata dunia. Sehingga benturan-benturan perbedaan itu tidak terjadi dan kehidupan berjalan dengan harmoni. Begitulah pentingnya kita menjadi Indonesia Genk!.




3. Menjadi Manusia


Dengar-dengar dari dosen, filsafat ilmu itu adalah bagaimana membuat manusia menjadi manusia atau memanusiakan manusia. Manusia menjadi manusia? 

Secara fisik kita adalah manusia, tapi terkadang tindakan dan sikap kita yang tidak seperti manusia. Oleh karena itu dengan ilmu kita menjadi manusia seutuhnya. Baik secara fisik, jiwa maupun pikiran. Hal ini sangat peting untuk kita sadari sepenuhnya. Sebab, apabila kita tidak paham dan menyadarinya sering sekali kita dalam bertindak dan bersikap tidak layaknya seorang manusia. 

Ambil contoh bahwa kita terkadang sering bersikap dan bertindak seperti hewan jika sudah punya ambisi tentang sesuatu. Kita berbuat curang, melakukan segala cara, yang haram jadi halal, lalu mengorbankan manusia lainnya hanya demi ambisi tersebut. Jika kita perhatikan lingkugan sekitar kita yang Allah SWT ciptakan seperti itu hanya hewan, tapi anehnya manusia menjadi seperti itu demi kepuasan nafsu. Itulah pentingnya kita menyadari bahwa kita harus menjadi manusia.

Atau yang lain lagi sikap kita yang seperti tumbuhan. Sering terjadi masalah-masalah kemanusiaan di luar sana atau di lingkungan sekitar kita, tapi terkadang sikap kita ya tidak peduli aja dengan hal-hal semacam itu. Kita diam dan membisu seolah tumbuhan yang tidak mampu berbuat apa-apa. Padahal kita bisa memilih untuk peduli dan membantu sesama lain, tapi kitanya aja yang malas dan berharap kejadian-kejadian tersebut segera berlalu dan terselesaikan dengan sendirinya. Itulah pentingnya kita menjadi manusia.

Oke Genk!

Itu dulu

Sudah tengah malam

Semoga tidur kalian nyenyak dan mimpi indah dan semoga juga hari-hari kalian indah dan menyenangkan. Dan semoga kita semua bisa menjadi Islam, Indonesi dan manusia


Cheers..and good night
#CaptainRemush

Comments

Popular posts from this blog

Aku dan Agma ini

Aku dan Agama ini Hehe.. Inilah waktu yang tepat untuk menulis dan mengisi kekosongan disaat merebakknya virus corona atau yang populer kita sebuat dengan nama Covid-19. Back to Topic Sebenarnya terlalu dini untuk menulis tentang perjalanan ini, tapi begitulah mau nulis soal Ekonomi, Politik, dll kayaknya belum tepat di situasi ini! Atau memang mungkin ilmunya yg kurang...! Dan lagi, pengennya nulis tentang ini di masa tua gitu, biar bisa dibaca anak muda, terus jadi inspirasi gitu. tapi ya sudahlah! anggap saja ini Part 1 Lahir dan besar di desa yang kecil bernama Mertak Tombok adalah bukan pilihan saya geng, Takdir Allah swt. Dan punya masyarakat yang sangat konservatif dan cinta banget sama agamanya juga bukan pilihan saya.  Seperti orang pada umumnya, TK 2 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun. Dan sekarang tumbuh besar dan mencoba menggapai dunia dengan pikiran.  Waktu SMP sempat bermasalah dengan nilai UN sehingga me...

#Beropini 5 Best of Prophet Muhammad SAW - 1 (Nabi bermain bertahan seperti Atletico Madrid hari ini)

Best of Prophet Muhammad SAW - 1 (Nabi bermain bertahan seperti Atletico Madrid hari ini) Ini sangat penting untuk ditulis, sebab dapat mengingatkan kita dan terlebih menyadarkan kita atas sikap orang Islam saat ini yang cendrung Offensive/menyerang dalam menyikapi suatu isu atau opini yang berada di Publik.  Tapi bukan orang islam sepenuhnya, tapi sebagian yang sangat menyerang ketika ada isu, terutama di sosial media.  Sebut saja kasus Toa masjid, orang yang bawa anjing ke masjid, kasus Ahok, dll.  (Tulisan ini bukan untuk membuat orang islam seperti lemah atau saya membela orang-orang yang saya sebut  dalam kasus, melainkan dengan niat ingin membuat kita berpikir ulang tentang cara kita berpikir dan bertindak dalam menyelesaikan masalah). Oke, itu sebagai pengantar saja, agar tidak ada kesalah pahaman diantara kita! Jika kita membaca sejarah awal Islam tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi, begitu banyak cobaan d...